Tender Pengawasan Peningkatan jalan Kunduran - Goa terawang
kec kunduran/todanan - Blora (Kab.)
kec kunduran/todanan - Blora (Kab.)
LPSE Kabupaten Blora

LPSE Kabupaten Blora
Tender Pengawasan Peningkatan jalan Kunduran - Goa terawang
Nilai Pagu Paket Pengawasan Peningkatan jalan Kunduran - Goa terawang
Syarat Tender Belum terpenuhi? Tenang, Kami bantu sampai bisa ikut tender, Mulai dari NIB, SKK Konstruksi, ISO, CSMS, SBU Konstruksi, SBU Non Konstruksi, Laporan Akuntan Publik, SBUJPTL, SIUJPTL, Sertifikat Kompetensi Ketenagalistrikan (SKTTK) ESDM dll
Hubungi tim kami segera, supaya tidak gagal tender karena ketinggalan jadwal lelang/tender.
Detail Pengawasan Peningkatan jalan Kunduran - Goa terawang
Unit
LPSE Kabupaten Blora
Pagu
Rp. 375.000.000,00 (375,0 Jt)
Metode
Seleksi - Prakualifikasi Dua File - Kualitas dan Biaya
Tanggal
16-Desember-2022 s/d 17-Januari-2023
Satuan Kerja
K/L/PD
Rencana Umum Pengadaan






- Prosedur Pengadaan Barang di Perusahaan: Panduan Lengkap dan Praktis untuk 2025
- NPWP untuk Perusahaan: Panduan Wajib untuk Kepatuhan dan Legalitas Bisnis Anda
- Inovasi Optimal dengan Layanan Pengadaan Secara Elektronik untuk Efisiensi Bisnis Modern
- Tantangan dan Strategi Mengikuti Tender Proyek Konstruksi Berskala Nasional
- Open Tender Adalah: Panduan Lengkap dari Pengertian hingga Strategi Menang
- Optimalkan Bisnis Anda Lewat Website Pengadaan Barang dan Jasa: Panduan Lengkap!

Lokasi Pekerjaan
Peta kec kunduran/todanan - Blora (Kab.)
Tentang LPSE Kabupaten Blora
Kabupaten Blora (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦨ꧀ꦭꦺꦴꦫ, Pegon: بلورا, translit. Blora) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Blora. Kabupaten ini terletak di bagian timur Jawa Tengah, Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Rembang dan Pati di utara, Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur, Ngawi di selatan, serta Grobogan di bagian barat. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Blora Sebanyak 925.434 jiwa.
Menurut cerita rakyat Blora berasal dari kata belor yang berarti lumpur, kemudian berkembang menjadi mbeloran yang akhirnya sampai sekarang lebih dikenal dengan nama blora.
Secara etimologi Blora berasal dari kata wai + lorah. Wai berarti air, dan lorah berarti jurang atau tanah rendah. Dalam bahasa Jawa sering terjadi pergantian atau pertukaran huruf W dengan huruf B, tanpa menyebabkan perubahan arti kata. Sehingga seiring dengan perkembangan zaman kata wailorah menjadi bailorah, dari bailorah menjadi balora dan kata balora akhirnya menjadi blora.
Jadi nama Blora berarti tanah rendah berair, ini dekat sekali dengan pengertian tanah berlumpur. Namun mitos yang beredar, pengucapannya di luar bahasa Jawa, terdengar seperti kata "flora" yang artinya "sesuatu yang berhubungan/berkaitan dengan bunga".
Blora berada di bawah pemerintahan Kadipaten Jipang pada abad XVI, yang pada saat itu masih di bawah pemerintahan Demak. Adipati Jipang pada saat itu bernama Aryo Penangsang, yang lebih dikenal dengan nama Aria Jipang. Daerah kekuasaannya meliputi Pati, Lasem, Blora, dan Jipang sendiri. Akan tetapi, setelah Jaka Tingkir (Hadiwijaya) mewarisi takhta Demak, pusat pemerintahan dipindah ke Pajang. Dengan demikian, Blora masuk Kerajaan Pajang.
Kerajaan Pajang tidak lama memerintah, karena direbut oleh Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede, Yogyakarta. Blora termasuk wilayah Mataram bagian timur atau daerah Bang Wetan. Pada masa pemerintahan Pakubuwana I (1704-1719) daerah Blora diberikan kepada putranya yang bernama Pangeran Blitar dan diberi gelar Adipati. Luas Blora pada saat itu 3.000 karya (1 karya = ¾ hektare). Pada tahun 1719–1727 Kerajaan Mataram dipimpin oleh Amangkurat IV, sehingga sejak saat itu Blora berada di bawah pemerintahan Amangkurat IV.
Pada saat Mataram di bawah Pakubuwana II (1727–1749), terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubumi dan Mas Syahid, Mangkubumi berhasil menguasai Sukawati, Grobogan, Demak, Blora, dan Yogyakarta. Akhirnya Mangkubumi diangkat oleh rakyatnya menjadi raja di Yogyakarta.
Berita dari Babad Giyanti dan Serat Kuntharatama menyatakan bahwa Mangkubumi menjadi raja pada tanggal 1 Sura tahun Alib 1675, atau 11 Desember 1749. Bersamaan dengan diangkatnya Mangkubumi menjadi raja, maka diangkat pula para pejabat yang lain, di antaranya adalah pemimpin prajurit Mangkubumen, Wilatikta, menjadi Bupati Blora.
Blora di bawah Kasultanan Perang Mangkubumi diakhiri dengan perjanjian Giyanti, tahun 1755, yang terkenal dengan nama 'palihan nagari', karena dengan perjanjian tersebut Mataram terbagi menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Surakarta di bawah Pakubuwana III, sedangkan Yogyakarta di bawah Sultan Hamengku Buwana I. Di dalam palihan nagari itu, Blora menjadi wilayah kasunanan sebagai bagian dari daerah Mancanegara Timur, Kasunanan Surakarta. Akan tetapi bupati Wilatikta tidak setuju masuk menjadi daerah Kasunanan, sehingga dia pilih mundur dari jabatannya.
Sejak zaman Pajang sampai dengan zaman Mataram, Kabupaten Blora merupakan daerah penting bagi Pemerintahan Pusat Kerajaan, hal ini karena Blora terkenal dengan hutan jatinya. Blora mulai berubah statusnya dari apanage menjadi daerah kabupaten pada hari Kamis Kliwon, tanggal 2 Sura tahun Alib 1675, atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi, yang sampai sekarang dikenal dengan Hari Jadi Kabupaten Blora. Adapun bupati pertamanya adalah Wilatikta.
Perlawanan Rakyat Blora yang dipelopori petani muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Perlawanan petani ini tak lepas dari makin memburuknya kondisi sosial dan ekonomi penduduk pedesaan pada waktu itu.
Pada tahun 1882, pajak kepala yang diterapkan oleh Pemerintah Penjajah sangat memberatkan bagi pemilik tanah (petani). Di daerah-daerah lain di Jawa, kenaikan pajak telah menimbulkan pemberontakan petani, seperti peristiwa Cilegon pada tahun 1888. Selang dua tahun kemudian seorang petani dari Blora mengawali perlawanan terhadap pemerintahan penjajah yang dipelopori oleh Samin Surosentiko.
Gerakan Samin sebagai gerakan petani anti kolonial lebih cenderung mempergunakan metode protes pasif, yaitu suatu gerakan yang tidak merupakan pemberontakan radikal bersenjata.
Beberapa indikator penyebab adanya pemberontakan untuk menentang kolonial penjajah Belanda antara lain:
Indikator-indikator ini mempunyai hubungan langsung dengan gerakan protes petani di daerah Blora. Gerakan ini mempunyai corak millinarisme, yaitu gerakan yang menentang ketidakadilan dan mengharapkan zaman emas yang makmur.
Lokasi situs fosil hewan purba terletak di Dukuh Kawung dan Singget, Desa Menden dan Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Lokasinya berada di tepian daerah aliran sungai Bengawan Solo dan berjarak kurang lebih 65 km arah selatan dari Kota Blora. Di lokasi ini telah ditemukan fosil Kepala kerbau purba, kura-kura purba, dan Gajah Purba. Diperkirakan umur fosil antara 200.000-300.000 tahun. Fosil ini awalnya ditemukan oleh penduduk kemudian diamankan oleh Yayasan Mahameru. Sekarang sedang diteliti oleh ahli antropologi dari Bandung, Fahrul Azis dan tim dari Universitas Wolongong, Australia, yang dipimpin Gertz Vandenburg.
Lokasi situs Wura-Wari ini terletak di desa Ngloram. Haji Wura-Wari adalah penguasa bawahan (vasal) yang pada tahun 1017 Masehi menyerang Kerajaan Mataram Hindu (semasa Raja Darmawangsa Teguh). Saat itu Kerajaan Mataram Hindu berpusat di daerah yang sekarang dikenal dengan Maospati, Magetan, Jawa Timur. Serangan dilakukan ketika pesta pernikahan putri Raja Darmawangsa Teguh dengan Airlangga, yang juga keponakan raja, sedang dilangsungkan.
Membalas dendam atas kematian istri, mertua, dan kerabatnya, Airlangga yang lolos dari penyerangan dan tinggal di Wanagiri (di daerah perbatasan Jombang-Lamongan), akhirnya balik menghancurkan Haji Wura-Wari. Namun, sebelumnya Haji Wura-Wari terlebih dahulu menyerang Airlangga sehingga dia terpaksa mengungsi dan keluar dari keratonnya di Wattan Mas (sekarang Kecamatan Ngoro, Pasuruan, Jawa Timur). Serangan balik Airlangga, yang ketika itu sudah dinobatkan menggantikan Darmawangsa Teguh, ditulis dalam Prasasti Pucangan (abad XI) yang terjadi pada tahun 1032 M. Serangan itu pula yang memperkuat dugaan batu bata kuno berserakan di sekitar situs tersebut.
Situs yang ditemukan tim ekspedisi berada di tengah tegalan, di tepi persawahan, berupa tumpukan batu bata kuno berlumut yang kini dijadikan areal pemakaman. Sejak tahun 2000, telah dikumpulkan serpihan batu bata kuno berukuran 20 x 30 sentimeter dengan tebal sekitar 4 cm serpihan keramik, serta serpihan perunggu. Serpihan-serpihan yang ditemukan telah menjadi koleksi Museum Mahameru. Temuan di situs itu memperkuat isi Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042 Masehi) yang pernah diuraikan ahli huruf kuno (epigraf) Boechori dari Universitas Indonesia. Boechori menyebutkan, "Haji Wura-Wari mijil sangke Lwaram". Mijil mempunyai arti keluar (muncul dari).
Hasil analisis toponimi (nama tempat), kemungkinan nama Lwaram berubah menjadi Desa Ngloram sekarang. “Pelesapan konsonan ’w’, penyengauan di awal kata, dan perubahan vokal ’a’ menjadi ’o’ menjadikan nama lama Lwaram menjadi Ngloram sekarang. Penjelasan seperti itu pula yang membantah berbagai pendapat terdahulu yang menyebutkan Haji Wura-Wari berasal dari daerah Indocina atau Sumatra sebagai koalisi Sriwijaya. Cepu memiliki data arkeologis, toponimi, dan geografis kuat untuk melokasikannya di tepian Bengawan Solo di Desa Ngloram.
Petilasan Kadipaten Jipang Panolan berada di Desa Jipang, sekitar 8 kilometer dari Cepu. Petilasannya berwujud makam Gedong Ageng yang dahulu merupakan pusat pemerintahan dan bandar perdagangan Kadipaten Jipang. Di tempat tersebut juga terlihat Petilasan Siti Hinggil, Petilasan Semayam Kaputren, Petilasan Bengawan Sore, dan Petilasan Masjid.
Ada juga makam kerabat kerajaan, antara lain makam R. Bagus Sumantri, R. Bagus Sosrokusumo, R. A. Sekar Winangkrong, dan Tumenggung Ronggo Atmojo. Di sebelah utara Makam Gedong Ageng, terdapat Makam Santri Songo. Disebut demikian karena di situ ada sembilan makam santri dari Kerajaan Pajang yang dibunuh oleh prajurit Jipang karena dicurigai sebagai telik sandi atau mata-mata Sultan Hadiwijaya.
Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian utara merupakan kawasan perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan berupa dataran rendah. Ibu kota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara.
Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di bagian tengah umumnya merupakan areal persawahan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Blora merupakan daerah krisis air (baik untuk air minum maupun untuk irigasi) pada musim kemarau, terutama di daerah pegunungan kapur. Sementara pada musim penghujan, rawan banjir longsor di sejumlah kawasan.
Sungai Bengawan solo merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora, dan sungai Lusi adalah sungai terbesar kedua, bermata air di Pegunungan Kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah barat melintasi kota Purwodadi yang akhirnya bergabung dengan Kali Serang.
Seperti wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Blora beriklim tropis dengan tipe monsunal (Am) yang memiliki dua perbedaan musim yang disebabkan oleh pergerakan angin monsun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan dipengaruhi oleh angin monsun baratan yang bersifat basah, lembap, serta banyak membawa uap air dan biasanya terjadi pada periode November hingga April. Sementara itu, musim kemarau di wilayah Blora disebabkan oleh angin monsun timuran yang bersifat kering dan sedikit membawa uap air dan biasanya berlangsung pada periode Mei hingga Oktober. Suhu udara di wilayah Blora rata-rata berada dalam rentang 23°–35 °C dengan tingkat kelembapan relatif berkisar antara 60% hingga 90%.
Bupati adalah pimpinan tertinggi dalam pemerintahan Kabupaten Blora. Bupati dan wakil bupati yang menjabat saat ini ialah Arief Rohman dan Sri Setyorini. Arief Rohman kembali menjabat sebagai Bupati Blora setelah terpilih bersama Sri Setyorini dalam Pilkada Blora 2024 dan dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Negara pada 20 Februari 2025 sebagai Bupati dan Wakil Bupati Blora periode 2025-2030.
Kabupaten Blora terdiri dari 16 kecamatan, 24 kelurahan, dan 271 desa. Pada tahun 2019, jumlah penduduknya mencapai 925.642 jiwa dengan luas wilayah 1.804,59 km² dan sebaran penduduk 513 jiwa/km². Ibu kotanya terletak di Kecamatan Blora. Di samping Blora, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Cepu, Jiken, Ngawen, Randublatung, dan Kunduran.
Bupati Blora dan Pemkab Blora mempunyai beberapa rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk membangun Kabupaten Blora, diantaranya:
Membangun Taman Kota yang pada bagian tengah taman tersebut dibangun Patung Barongan khas Blora yaitu Barongan Gembong Amijoyo, seperti Kota Semarang memiliki Taman Pandanaran Semarang yang terdapat Patung Warak ngendok (sejenis barongan Khas Kota Semarang).
yang jalan rayanya di cat hijau dan di beri semacam trotoar pemisah dengan jalan raya mobil dan motor. Jalur sepeda agar meningkatkan minat bersepeda dan meninggalkan kendaraan bermotor supaya Blora udaranya tidak polusi. '
Menjadikan seluruh sawah di Blora menjadi sawah organik, yaitu padi organik, jagung organik, blewah organik, dll.
Mengadakan acara perayaan tahunan Blora Barongan Carnival yang diikuti berbagai jenis Barongan seluruh Indonesia, yaitu Barongan Gembong Amijoyo, Barong Loreng Gonteng, Barongan Dencong, Barongan Gembong Kamijoyo, Barongan Singo Karya, Singo Ulung, Barong Bali, Reog Ponorogo, Ondel-Ondel, Hudoq, Bebegig Sumantri, Barong Kemiren, dll.
Kota Johor ada LEGOLAND Malaysia harusnya Kabupaten Blora memiliki taman bermain seperti DUFAN (Dunia Fantasi) tetapi bertema hutan jati yang di berinama "TEAKLAND Indonesia", tempat besar dan luas dengan arena wahana berbentuk pohon jati, kayu jati, daun jati, ulat jati, bunga pohon jati, dll. Selain sebagai tempat wisata juga semakin memperkuat brand Blora sebagai Kota yang peduli hutan terutama hutan jati.
Jumlah penduduk Kabupaten Blora tahun 2024 berdasarkan hasil proyeksi mencapai 897.401 jiwa, terdiri dari 451.214 laki-laki dan 446.187 perempuan. Sebaran penduduk menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk usia 0–4 tahun sebanyak 65.552 jiwa, usia 5–9 tahun sebanyak 66.968 jiwa, usia 10–14 tahun sebanyak 71.141 jiwa, dan usia 15–19 tahun sebanyak 70.119 jiwa. Kelompok usia produktif (15–64 tahun) mendominasi struktur demografis dengan total 600.116 jiwa atau sekitar 66,87 persen dari jumlah penduduk. Sementara itu, kelompok usia lanjut (65 tahun ke atas) mencapai 77.999 jiwa atau 8,69 persen. Rasio ketergantungan berada pada angka 49,51, yang berarti terdapat sekitar 50 penduduk usia tidak produktif per 100 penduduk usia produktif. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 3,83 orang. Distribusi penduduk menurut agama menunjukkan bahwa mayoritas penduduk beragama Islam sebanyak 895.095 jiwa atau 99,74 persen dari total penduduk. Penganut Kristen berjumlah 1.265 jiwa, Katolik 925 jiwa, Hindu 42 jiwa, dan Budha 74 jiwa. Sebanyak 103 jiwa tercatat menganut aliran kepercayaan lainnya.
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Blora tahun 2024 mencapai 564.836 orang, terdiri dari 528.978 orang bekerja dan 35.858 orang menganggur. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 71,56 persen. Penduduk usia kerja berjumlah 789.465 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat sebesar 6,35 persen. Pekerjaan utama penduduk Blora didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan jumlah pekerja sebanyak 265.887 orang atau 50,27 persen dari total penduduk bekerja. Sektor perdagangan besar dan eceran termasuk reparasi mobil dan sepeda motor menyerap tenaga kerja sebanyak 80.465 orang atau 15,21 persen. Sektor industri pengolahan menyerap 31.437 tenaga kerja. Jumlah pekerja di sektor konstruksi sebanyak 23.621 orang, dan sektor transportasi dan pergudangan sebanyak 11.438 orang. Sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial menyerap 13.156 orang. Lapangan usaha real estat dan jasa keuangan mencatat angka pekerja di bawah 2.000 orang. Persentase pekerja informal di Kabupaten Blora cukup tinggi, dengan sebagian besar bekerja sebagai petani, buruh tani, pedagang kecil, dan pekerja mandiri di sektor jasa. Penduduk bekerja dengan pendidikan tertinggi SD sebanyak 246.043 orang, SMP sebanyak 125.230 orang, SMA sebanyak 108.072 orang, dan yang berpendidikan diploma atau sarjana sebanyak 21.407 orang.
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora tahun 2024 terdiri dari 6 rumah sakit, 30 puskesmas, 64 puskesmas pembantu, 21 rumah bersalin, 85 poliklinik atau balai pengobatan, dan 49 apotek. Rumah sakit terdiri dari 4 milik pemerintah dan 2 milik swasta. Jumlah tenaga kesehatan sebanyak 2.309 orang, terdiri dari 189 dokter umum, 51 dokter gigi, 19 dokter spesialis, 1.246 perawat, 516 bidan, 147 tenaga kefarmasian, dan 141 tenaga kesehatan lainnya. Setiap puskesmas memiliki tenaga kesehatan tetap dan rata-rata satu dokter. Puskesmas yang menyelenggarakan rawat inap sebanyak 18 unit dan sisanya non-rawat inap. Pada tahun 2024, jumlah kunjungan pasien rawat jalan di seluruh fasilitas kesehatan mencapai 1.144.807 kunjungan, sedangkan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit mencapai 54.213 orang. Pelayanan kesehatan ibu dan anak dijalankan secara aktif oleh puskesmas dan rumah sakit, termasuk layanan posyandu sebanyak 1.276 unit yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan. Tenaga kader posyandu sebanyak 6.103 orang yang tersebar di 16 kecamatan. Pemeriksaan ibu hamil tercatat sebanyak 16.094 kasus, dengan jumlah ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan sebanyak 13.641 kasus. Jumlah bayi yang lahir di fasilitas kesehatan sebanyak 13.527 dan jumlah bayi lahir hidup sebanyak 13.435. Angka kematian bayi mencapai 36 kasus, sedangkan kematian ibu sebanyak 6 kasus.
Cakupan imunisasi dasar lengkap untuk bayi usia 0–11 bulan tercatat sebesar 98,75 persen. Cakupan imunisasi Hepatitis B0 sebesar 96,84 persen, BCG sebesar 97,67 persen, DPT-HB-Hib1 sebesar 99,55 persen, DPT-HB-Hib3 sebesar 99,22 persen, Polio4 sebesar 98,84 persen, serta MR (Measles Rubella) sebesar 98,12 persen. Seluruh jenis imunisasi dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas, rumah sakit, dan posyandu dengan dukungan dana pemerintah pusat maupun daerah. Jumlah penderita penyakit yang terdata selama tahun 2024 antara lain penyakit ISPA dengan 49.087 kasus, hipertensi sebanyak 17.902 kasus, gastritis sebanyak 14.314 kasus, dan diare sebanyak 8.217 kasus. Angka kejadian tuberkulosis sebanyak 857 kasus dengan 763 pasien berhasil menyelesaikan pengobatan. Kasus HIV tercatat sebanyak 118 kasus dengan rincian 78 laki-laki dan 40 perempuan. Program pengendalian penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah dilakukan melalui fogging, pembagian kelambu, serta pengawasan jentik di wilayah endemis. Pemerintah daerah juga menjalankan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di 53 desa, serta penyediaan air bersih melalui pembangunan sarana air minum berbasis masyarakat di 37 titik. Jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih sebanyak 184.627, sedangkan jumlah keluarga yang memiliki jamban layak sebanyak 148.386.
Berdasarkan tutur bahasa Jawa, Dialek Blora merupakan bahasa pergaulan dan termasuk tataran ngoko atau bahasa kasar. Jadi, di daerah Blora tataran krama (halus) maupun madya (biasa, campuran krama dan ngoko) tetap digunakan selain tataran dialek pergaulan ngoko kasar tersebut.
Madya adalah salah satu tingkatan bahasa Jawa yang paling umum dipakai di kalangan orang Jawa. Tingkatan ini merupakan bahasa campuran antara ngoko dan krama, bahkan kadang dipengaruhi dengan bahasa Indonesia. Bahasa madya ini mudah dipahami dan dimengerti.
Bahasa yang digunakan di daerah kabupaten Blora adalah bahasa Indonesia dan Aneman/Mataraman Pesisir dalam tingkat tutur ngoko, madya maupun krama oleh penggunanya masing-masing (formal "mis: pidato tema-solving-analisis, dll" maupun non formal dalam wawancara atau dialog percakapan–lancar / njagong;epyek).
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Blora pada tahun 2024 tercatat sebanyak 122.430 jiwa atau sebesar 11,12 persen dari total penduduk. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 129.140 jiwa atau 11,79 persen. Garis kemiskinan Kabupaten Blora pada tahun 2024 berada pada angka Rp480.270 per kapita per bulan, meningkat dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp451.066. Indeks Kedalaman Kemiskinan tercatat sebesar 1,936 dan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,434, masing-masing mengalami penurunan dari tahun 2023 yang tercatat 2,277 dan 0,568. Persentase penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat sebesar 10,64 persen dan di wilayah perdesaan sebesar 11,27 persen. Data penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 47.672 keluarga, sedangkan jumlah penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tercatat sebanyak 103.012 keluarga. Pemerintah juga menyalurkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 45.678 siswa Sekolah Dasar dan 18.304 siswa Sekolah Menengah Pertama. Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 610.715 jiwa, yang dibiayai oleh APBN dan APBD.
Fasilitas kesejahteraan sosial di Kabupaten Blora tahun 2024 terdiri atas lembaga pelayanan sosial yang dikelola oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah mengoperasikan 1 unit Panti Rehabilitasi Sosial Anak dan 1 unit Panti Jompo dengan total daya tampung 82 orang. Selain itu terdapat 5 lembaga sosial masyarakat yang aktif dalam penyediaan layanan sosial berbasis komunitas. Jumlah penyandang disabilitas tercatat sebanyak 4.723 orang, terdiri atas disabilitas fisik sebanyak 1.537 orang, disabilitas sensorik 927 orang, disabilitas intelektual 1.009 orang, serta disabilitas ganda 1.250 orang. Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial menyalurkan alat bantu mobilitas seperti kursi roda dan tongkat bantu jalan, serta menyelenggarakan pelatihan keterampilan bagi kelompok rentan melalui program Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga. Kegiatan kepemudaan dan kepramukaan juga aktif melalui 295 gugus depan yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan total anggota aktif sebanyak 15.620 orang. Karang taruna aktif di 273 desa dan kelurahan menyelenggarakan kegiatan pelatihan kewirausahaan, pendampingan anak muda, dan penguatan jejaring sosial lokal berbasis masyarakat. Dinas Sosial juga mengaktifkan Program Kampung Siaga Bencana di wilayah-wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan sosial berbasis komunitas.
Jumlah satuan pendidikan formal di Kabupaten Blora pada tahun ajaran 2023/2024 terdiri dari 620 Sekolah Dasar negeri dan 32 Sekolah Dasar swasta yang melayani total 75.055 murid dengan didukung oleh 6.370 guru. Jenjang Sekolah Menengah Pertama terdiri atas 107 SMP negeri dan 29 SMP swasta, dengan jumlah siswa sebanyak 29.169 dan guru 2.847 orang. Sekolah Menengah Atas terdiri atas 18 SMA negeri dan 15 SMA swasta dengan total murid 10.163 dan guru 1.105 orang. Sekolah Menengah Kejuruan mencakup 10 SMK negeri dan 33 SMK swasta, melayani 13.204 siswa dengan jumlah guru sebanyak 1.417 orang. Pendidikan luar biasa diselenggarakan di 9 Sekolah Luar Biasa (SLB), yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus sejumlah 221 siswa dengan tenaga pengajar sebanyak 106 orang. Pendidikan anak usia dini dilayani oleh 557 Taman Kanak-Kanak (TK) dan 484 kelompok bermain serta satuan sejenis, dengan total murid sebanyak 19.423 dan guru sebanyak 2.524 orang. Pendidikan non-formal dijalankan melalui 55 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang menyediakan layanan kesetaraan untuk Paket A, B, dan C serta pelatihan keterampilan dasar masyarakat dewasa. Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Blora berjumlah 116 unit dengan jumlah siswa 17.810 dan guru 1.498, Madrasah Tsanawiyah berjumlah 57 unit dengan 13.376 siswa dan 1.178 guru, serta Madrasah Aliyah berjumlah 25 unit dengan 7.522 siswa dan 885 guru.
Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang Sekolah Dasar mencapai 99,63 persen, angka partisipasi pada jenjang SMP sebesar 89,89 persen, dan jenjang SMA/SMK/MA sebesar 67,84 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang Sekolah Dasar tercatat 102,47 persen, jenjang SMP 95,16 persen, dan jenjang pendidikan atas (SMA/SMK/MA) sebesar 86,59 persen. Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 96,97 persen, terdiri atas 96,47 persen perempuan dan 97,46 persen laki-laki. Pada kelompok usia 15–24 tahun, tingkat melek huruf mencapai 99,77 persen, sedangkan kelompok usia 60 tahun ke atas mencatatkan angka 82,57 persen. Total lulusan pada jenjang SD tahun 2023/2024 sebanyak 11.567 siswa, lulusan SMP sebanyak 9.758 siswa, lulusan SMA sebanyak 3.552 siswa, lulusan SMK sebanyak 4.216 siswa, dan lulusan MA sebanyak 1.976 siswa. Kabupaten Blora memiliki tiga perguruan tinggi yang terdiri dari dua universitas dan satu politeknik. Jumlah mahasiswa aktif sebanyak 5.203 orang dengan dosen tetap sejumlah 287 orang. Seluruh data dikompilasi berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Kantor Kementerian Agama Blora, dan koordinasi bersama Badan Pusat Statistik Blora.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku tahun 2024 tercatat sebesar Rp40.911,88 miliar. Komponen terbesar berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan nilai tambah sebesar Rp14.862,28 miliar. Industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar Rp2.835,97 miliar, sementara sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mencatatkan nilai sebesar Rp4.667,47 miliar. Sektor konstruksi menyumbang Rp5.571,19 miliar, sedangkan sektor informasi dan komunikasi sebesar Rp1.090,62 miliar. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2024 mencapai Rp48,71 juta. Pada struktur PDRB menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga mencatat nilai sebesar Rp26.798,98 miliar dan konsumsi pemerintah sebesar Rp6.479,16 miliar. Pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp11.778,69 miliar, serta ekspor luar negeri Rp201,80 miliar dan impor luar negeri sebesar Rp1.847,65 miliar. Perdagangan luar negeri Kabupaten Blora tahun 2024 menunjukkan neraca negatif dengan nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Sektor industri pengolahan terdiri atas industri makanan dan minuman, tekstil, serta produk kayu, dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak berada di industri pengolahan makanan kecil dan rumah tangga.
Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdaftar di Kabupaten Blora sebanyak 48.363 unit usaha pada tahun 2024. Mayoritas UMKM bergerak di bidang perdagangan dan kuliner, dengan persebaran terbanyak di Kecamatan Blora, Cepu, dan Ngawen. Pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM menyelenggarakan 48 pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, serta pameran UMKM lokal selama tahun berjalan. Total nilai investasi yang tercatat melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2024 sebesar Rp312,45 miliar, dengan sektor energi dan pertambangan sebagai penyumbang terbesar. Realisasi investasi paling tinggi berasal dari sektor eksplorasi migas dan jaringan pipa gas di Kecamatan Cepu dan sekitarnya. Tingkat inflasi Kabupaten Blora tahun kalender 2024 tercatat sebesar 2,34 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,01 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain beras, cabai rawit, dan angkutan dalam kota. Badan Pusat Statistik mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,72, dengan kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau mencatat bobot tertinggi sebesar 25,41 persen dari keseluruhan konsumsi rumah tangga. Pemerintah Kabupaten Blora mengelola 39 pasar rakyat dan pasar desa aktif, dengan total omzet tahunan mencapai Rp1,13 triliun, serta mengawasi distribusi barang pokok melalui 18 jalur distribusi logistik resmi yang tersebar di seluruh kecamatan.
Produksi tanaman pangan di Kabupaten Blora tahun 2024 mencakup berbagai komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Luas panen padi sawah mencapai 38.290 hektar dengan produksi sebesar 233.875 ton gabah kering giling, sedangkan padi ladang ditanam seluas 745 hektar menghasilkan 3.873 ton. Jagung ditanam pada lahan seluas 55.100 hektar dengan total produksi sebesar 271.655 ton. Produksi kedelai sebesar 725 ton dari 1.007 hektar, sementara kacang tanah menghasilkan 3.780 ton dari 2.541 hektar. Komoditas umbi-umbian seperti ubi kayu dipanen dari 8.407 hektar lahan dengan produksi mencapai 151.367 ton, dan ubi jalar ditanam seluas 763 hektar dengan produksi 13.693 ton. Luas areal pertanian hortikultura juga cukup signifikan, terutama cabai rawit yang ditanam pada 625 hektar menghasilkan 3.893 ton, serta tomat dengan luas 158 hektar dan produksi 2.224 ton. Produksi bawang merah sebanyak 2.065 ton dari lahan 340 hektar. Komoditas buah-buahan seperti pisang, mangga, dan durian juga tercatat cukup tinggi, masing-masing sebesar 9.097 ton, 5.216 ton, dan 2.343 ton.
Sektor perkebunan di Kabupaten Blora pada tahun 2024 didominasi oleh komoditas jati, tebu, kelapa, dan tembakau. Luas areal tanaman jati mencapai 94.174 hektar, meskipun tidak seluruhnya dipanen pada tahun berjalan. Tebu rakyat ditanam pada 5.534 hektar menghasilkan 266.382 ton, sementara tembakau diolah dari 3.102 hektar dengan produksi mencapai 1.378 ton. Tanaman kelapa mencakup lahan 3.517 hektar dengan hasil 3.244 ton. Di bidang peternakan, populasi sapi potong mencapai 257.446 ekor, sapi perah sebanyak 1.458 ekor, kambing 134.301 ekor, dan domba 13.592 ekor. Produksi susu sapi tercatat sebanyak 2.239.250 liter. Populasi unggas terdiri atas ayam ras pedaging sebanyak 2.163.712 ekor, ayam ras petelur 358.714 ekor, dan itik 165.087 ekor. Produksi telur ayam ras mencapai 5.479 ton, telur itik sebesar 921 ton, dan daging ayam pedaging sebanyak 5.329 ton. Sektor perikanan menghasilkan 4.213 ton ikan dari perairan umum, kolam, dan tambak. Produksi ikan air tawar dari kolam sebesar 2.013 ton, tambak sebesar 1.021 ton, dan perairan umum seperti waduk serta sungai sebesar 1.179 ton. Komoditas utama hasil perikanan meliputi ikan nila, lele, mujair, dan bandeng, yang sebagian besar dikonsumsi untuk kebutuhan lokal dan sebagian kecil dipasarkan ke luar daerah.
Jumlah kendaraan bermotor yang tercatat di Kabupaten Blora pada tahun 2024 mencapai total 407.150 unit. Rincian jumlah kendaraan tersebut terdiri dari sepeda motor sebanyak 356.939 unit, mobil penumpang sebanyak 32.410 unit, mobil bus sebanyak 648 unit, mobil barang sebanyak 17.117 unit, dan kendaraan khusus sebanyak 36 unit. Berdasarkan klasifikasi jenis jalan, panjang total jalan di Kabupaten Blora tercatat sebesar 1.616,47 kilometer. Jalan kabupaten memiliki panjang 1.191,62 kilometer dengan kondisi baik sepanjang 566,10 kilometer, kondisi sedang sepanjang 335,68 kilometer, kondisi rusak ringan sepanjang 194,45 kilometer, dan rusak berat sepanjang 95,39 kilometer. Jalan nasional sepanjang 123,47 kilometer dan jalan provinsi sepanjang 301,38 kilometer. Seluruh jalan ini tersebar di 16 kecamatan dengan tingkat konektivitas antarwilayah yang berbeda-beda sesuai kondisi geografis dan tata ruang wilayah. Angkutan umum darat terdiri dari 84 unit angkutan pedesaan dan 36 unit angkutan kota yang beroperasi secara rutin dalam trayek tetap. Angkutan antar kota dalam provinsi memiliki 14 trayek aktif dengan jumlah armada sebanyak 84 unit, sedangkan angkutan antar kota antar provinsi memiliki 5 trayek dengan 36 unit armada yang tercatat aktif.
Data fasilitas transportasi darat menunjukkan Kabupaten Blora memiliki 3 terminal penumpang tipe C yang berada di Blora Kota, Cepu, dan Randublatung. Terminal Cepu melayani rute antar kota dan antar provinsi, sedangkan terminal Blora dan Randublatung melayani rute dalam provinsi dan angkutan pedesaan. Bandar udara tidak tersedia di wilayah Kabupaten Blora, namun akses ke Bandara Ngloram di Kabupaten Bojonegoro dan Bandara Adi Soemarmo di Surakarta digunakan oleh sebagian besar warga untuk perjalanan udara. Sarana transportasi sungai, danau, dan penyeberangan tidak tersedia karena karakteristik wilayah yang tidak memiliki badan air besar. Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tahun 2024 tercatat sebanyak 428 kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 72 orang, luka berat sebanyak 116 orang, dan luka ringan sebanyak 391 orang. Total kerugian material akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp875,5 juta. Sektor perkeretaapian dilayani oleh jalur KA lintas utara Jawa yang melewati wilayah Cepu, dengan stasiun utama yaitu Stasiun Cepu dan Stasiun Doplang. Jalur ini digunakan untuk angkutan penumpang dan barang, termasuk komoditas hasil pertanian, migas, dan material konstruksi. Di sektor transportasi barang, jalur darat menjadi jalur dominan karena tidak adanya pelabuhan laut, dengan distribusi logistik didukung oleh terminal barang serta jaringan jalan nasional yang menghubungkan Blora ke wilayah Kabupaten Rembang, Grobogan, Ngawi, dan Bojonegoro.
Blora dilalui jalan provinsi yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kota Surabaya lewat Purwodadi. Jalur ini cukup ramai, jika dibandingkan dengan jalur Semarang-Surabaya lewat Rembang, karena kondisi jalannya yang kalah lebar. Blora juga dapat dicapai dengan menempuh jalur Semarang-Kudus-Rembang-Blora. Blora sendiri setidaknya memiliki dua terminal bus tipe B; yaitu Terminal Gagak Rimang di Kecamatan Blora, Terminal Lama Blora dekat Stasiun Blora, dan satu Terminal tipe A Cepu di Cepu. Blora juga memiliki tiga subterminal bertipe C; diantaranya Subterminal Kunduran, Subterminal Ngawen, SubTerninal Kedungtuban Subterminal Sambong Dan Subterminal Randublatung.
Jalur kereta api melewati wilayah Kabupaten Blora, namun tidak melintasi ibu kota kabupaten ini. Jalur tersebut melintas di bagian selatan. Stasiun Cepu merupakan stasiun besar kereta api utama di kabupaten ini yang terletak di lintas utara Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya, dan hampir semua layanan kereta api yang melewati lintas utara Jawa berhenti di stasiun ini, kecuali KA Argo Bromo Anggrek. Selain itu ada Stasiun Randublatung, Stasiun Wadu, Stasiun Kapuan, Stasiun Doplang. Pada jalur kereta Semarang-Demak-Godong-Purwodadi-Wirosari-Kunduran-Blora-Cepu sebenarnya terdapat empat stasiun yang kini sudah tak beroperasi, yaitu:
Jalur kereta itu sendiri saat ini sudah tidak difungsikan lagi. Rencananya akan beroperasi kembali segera dan akan melayani kembali dengan dua pilihan jalur.
Blora terdapat moda trasportasi jalur udara dengan adanya Bandar Udara Ngloram (Bandara Aryo Penagsang). Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 17 Desember 2021 dengan Konsep ramah lingkungan dengan metode Nuansa Pohon Jati.
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Blora sepanjang tahun 2024 mencapai 1.190.012 orang. Jumlah ini terdiri atas 1.189.987 wisatawan nusantara dan 25 wisatawan mancanegara. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencatat total 1.234.049 kunjungan. Sebaran kunjungan paling tinggi terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Desember. Objek wisata utama yang tercatat menerima kunjungan terbanyak antara lain Goa Terawang, Waduk Tempuran, dan Taman Sarbini. Selain itu, objek wisata religi seperti Makam Sunan Pojok dan Makam Mbah Kholil juga mencatatkan jumlah kunjungan signifikan. Total objek wisata yang tercatat resmi oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata berjumlah 30 lokasi, mencakup kategori wisata alam, buatan, budaya, sejarah, dan religi. Fasilitas pendukung pariwisata terdiri atas 25 hotel dan penginapan resmi, dengan rincian 5 hotel berbintang dan 20 penginapan non-bintang. Total kapasitas hunian seluruh akomodasi berjumlah 832 tempat tidur, tersebar di wilayah Blora Kota, Cepu, dan sebagian Kecamatan Kunduran. Tingkat hunian kamar rata-rata berkisar pada 39,47 persen selama tahun berjalan.
Pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata Kabupaten Blora pada tahun 2024 berasal dari retribusi objek wisata dan pajak hotel/restoran. Total pendapatan yang dihimpun melalui retribusi objek wisata tercatat sebesar Rp2,13 miliar, sedangkan penerimaan dari pajak hotel mencapai Rp1,42 miliar dan pajak restoran Rp2,89 miliar. Jumlah tenaga kerja formal yang tercatat bekerja pada sektor pariwisata meliputi 658 orang, terdiri dari tenaga pengelola objek wisata, staf hotel, pemandu wisata, serta pekerja restoran dan biro perjalanan. Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pariwisata juga menjalankan pelatihan berkala untuk peningkatan kapasitas SDM pariwisata lokal, termasuk pelatihan bahasa asing dasar dan pelayanan prima (hospitality). Beberapa event pariwisata unggulan tahun 2024 yang diselenggarakan antara lain Festival Barongan Blora, Festival Budaya Samin, dan Blora Creative Tourism Festival. Kegiatan tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan komunitas lokal, pelaku UMKM, serta sektor swasta yang terlibat dalam promosi produk budaya dan kuliner khas daerah. Pemerintah daerah juga mencatat adanya penambahan 6 desa wisata baru yang telah mendapatkan sertifikasi pengembangan dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, sehingga jumlah total desa wisata aktif di Kabupaten Blora mencapai 14 desa hingga akhir tahun 2024.
Dijuluki Kayu Jati, karena Blora merupakan penghasil kayu jati terbesar se-pulau Jawa. Kayu jati dari Blora dikenal memiliki kualitas paling baik se-Indonesia, bahkan kayu jati Blora juga dikenal di mancanegara,sebuah cuplikan film dengan judul "Modal Nekat" tentang kearifan dan terkenalnya kayu jati Blora di akui dunia.
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) merupakan syarat utama untuk bisa ikut tender/lelang pemerintah!
Di tahun 2022, terjadi perubahan skema sertifikasi badan usaha di LPJK. Bersamaan dengan itu, keluar format baru SBU Jasa Konstruksi

Dengan dukungan team yang berpengalaman dalam pengurusan Sertifikat Badan Usaha (SBU), kami siap membantu Perusahaan Anda, sehingga Anda dapat mengikut tender pemerintah/swasta sesuai dengan jadwal lelang/tender yang ada.
Dapatkan Layanan Prioritas dengan menghubungi tim kami
Jika Anda ingin menyampaikan pertanyaan tentang perizinan dan pembuatan PT, saran atau komplain, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami akan sangat senang melayani permintaan Anda sesegera mungkin.
Bagaimana cara kami membantu Perusahaan Anda untuk memiliki SBU Jasa Konstruksi?
-
01. Business Goal
Ceritakan kepada kami, goal bisnis Anda.
- Mau ambil kualifikasi kontraktor atau konsultan
- Kapan akan mengikuti tender
- Tender apa yang akan diikuti
-
02. Review kebutuhan teknis
- Data penjualan tahunan;
- Data kemampuan keuangan/nilai aset;
- Data ketersediaan Tenaga Kerja Konstruksi
- Data kemampuan dalam menyediakan Peralatan konstruksi;
- Sertifikat ISO 37001 / Data penerapan sistem manajemen anti penyuapan ISO 37001
- Data keanggotaan asosiasi BUJK yang terdaftar di LPJK.
-
03. Tenaga Ahli & Peralatan
Apakah sudah memiliki tenaga ahli dan peralatan pendukung konstruksi
Kami dapat membantu proses SKK - Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi dan pemenuhan Peralatan
Termasuk Ijin Operator (SIO) dan Ijin Alatnya (SIA)
-
04. Proses SBU
SBU Jasa Konstruksi ini dikeluarkan oleh LSBU atau Lembaga Sertifikat Badan Usaha yang di Akreditasi oleh LPJK PUPR
- BUJK Nasional
- BUJK PMA
- BUJK Asing
Selama Proses SBU, Anda dapat melakukan pengecekan realtime di website Duniatender.com Cek Proses SBU
-
05. Perusahaan Anda siap ikut tender
Selamat! Perusahaan Anda sudah bisa berbisnis dengan tenang
Cek Tender Sekarang!